BALASAN PERBUATAN DAN HUKUM KEKEKALAN ENERGI
Selama ini seolah-olah ada pembatas antara sains dan nilai-nilai religi. Kita kadang sulit menghubungkan antara konsep-konsep dalam sains atau hukum-hukum fisika dengan nilai-nilai religi yang terkandung di dalam kitab suci. Padahal ini sangat penting agar ilmu pengetahuan yang kita miliki dapat menjadi ‘wasilah’ dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Apalagi bagi seorang guru ini sudah menjadi tuntutan atas perubahan Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016. Kali saya akan membahas Hukum Kekekalan Energi.
“Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan tetapi dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain”. Sejak duduk dibangku Sekolah Dasar kita sudah diperkenalkan dengan kalimat tersebut. Kalimat tersebut merupakan pernyataan dari Hukum I Termodinamika yang sering dikenal dengan hukum kekekalan energi. Bila kita cermati dan renungkan sebetulnya pernyataan hukum I termodinamika tersebut merupakan pengakuan manusia sebagai makhluk yang lemah yang hidupnya selalu bergantung kepada Tuhan. Sebab keberlangsungan kehidupan ini bergantung pada energi yang tidak bisa diciptakan oleh manusia dengan teknologi apapun. Manusia hanya mampu menciptakan alat yang hanya merubah bentuk energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Energi merupakan kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Secara dimensi energi dan usaha memiliki dimensi yang sama yaitu ML2T-2, artinya keduanya merupakan besaran yang sama. Pada kenyataannya hubungan keduanya sangat erat, semakin besar usaha yang dilakukan maka semakin besar energi yang dikeluarkan. Ini berarti ada kesetaraan antara energi dan usaha. Bila energi itu kekal maka setiap energi yang kita keluarkan untuk melakukan kerja/ aktivitas/amal maka energi tidak akan bisa hilang tetapi akan berubah ke dalam bentuk energi yang lain.
Sekarang perhatikan ayat 7-8 dari Surat Al Zalzalah berikut.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya”.
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula”.
Dua ayat tersebut merupakan jaminan dari Allah SWT atas energi yang dikeluarkan manusia yang dikeluarkan dalam bentuk amal perbuatan. Sekecil apapun energi yang telah dikeluarkan maka tidak ada yang luput dari pengawasan Allah SWT. Tentu bukan sekedar terawasi dan tercatat dalam buku catatan amal seseorang kecuali semuanya telah Allah sediakan balasan yang setimpal tergantung dengan energi yang dikeluarkan manusia. Jika energi yang dikeluarklan merupakan energin positif (kebaikan) maka akan mendapatkan energi positif (balasan baik) sedangkan Jika energi yang dikeluarklan merupakan energi negatif (kejahatan) maka akan mendapatkan energi negatif (balasan buruk) pula. Hal ini juga dinyatakan dalam Alqur’an Surat An Najm ayat 39-41.
“Bahwasannya seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan bahwasannya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang diusahakannya.Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diberi balasan yang paling sempurna.”
(QS: An Najm : 39-41)
Saya jadi teringat dengan kisah singkat dari Dr. Howard Kelly dan Segelas Susu. Ketika Kelly kecil yang miskin dan kelaparan, atas skenario Allah telah dipersiapkan menjadi seorang Dokter untuk membalas kebaikan seorang wanita muda yang mengidap penyakit aneh. Selengkapnya silahkan baca selengkapnya di (**(censored)**
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
terimakasih pak hariri dan bu emi, telah bersedia membaca tulisan sederhana ini.
Terima kasih pencerahan pagi ini. sangat bermanfaat pak.
sama sama pak yudha
sama sama pak yudha
Terima kasih bu, ini yang dirindukan oleh teman teman.
Shoddaqta ya ikhwah fillah. Syukran jaziilan. It's really inspire me to write the related topic on my book.
Shoddaqta ya ikhwah fillah. Syukran jaziilan. It's really inspire me to write the related topic on my book.